Sampai saat ini... Aku masih merindukannya. Sangat-sangat merindukannya. Dia adalah tumpuan hidupku. Dia adalah segalanya bagiku. Dan saat dia direnggut paksa dari genggamanku.. Tidak ada yang bisa menggambarkan perasaanku. Melebihi apapun, aku benar-benar kehilangannya. Dia adalah lelaki yang baik. Dia adalah suami yang baik. Kepala keluarga yang baik. Dan .. Dia adalah Ayah yang baik. Dia selalu menjadi yang terbaik. Dia pandai masak. Ibuku bahkan kalah jauh darinya. Dia juga pekerja keras. Tidak ada waktu yang bisa dia sia-siakan terlampau banyak. Dia selalu bekerja dan melakukan banyak hal. Dia selalu marah-marah kalau rumah kotor. Dia selalu marah-marah melihat kamarku yang berantakan. Dia bilang aku harus selalu menjaga kebersihan dan pandai masak karena suatu saat nanti aku akan jadi seorang ibu rumah tangga yang selalu menggurus rumah. Padahal sampai sekarang aku masih suka membuat kamarku berantakan. Dan dalam hal memasak aku benar-benar payah. Selain...
Aku selalu merasa kita itu seperti langit dan bumi Dimana kita berada di dua tempat yang berbeda Aku selalu menjadi tempat diinjak-injak Sedangkan engkau selalu menjadi tempat dijunjung tinggi-tinggi Aku selalu menjadi sampah dengan segala kekuranganku Sedangkan engkau selalu menjadi sempurna dengan segala kelebihanmu Karenamu, kadang aku merasa Bahwa istilah Tuhan menciptakan setiap manusia, lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya, adalah suatu kebohongan Nyatanya aku tidak bisa melihat kekuranganmu sekalipun Sama halnya seperti aku yang tidak pernah bisa melihat apa yang menjadi kelebihanku Itulah faktanya